Selasa, 07 Juni 2016

10 HAL YANG PALING BIKIN KANGEN JOGJA

Berhati-hatilah, Kawan. Jogja tak ubahnya seorang kekasih yang diam-diam menyemaikan benih rindu di hatimu. Kesederhanaannya mendewasakan, keramahannya membuat kita nyaman dan keromantisannya selalu dikenang.
===========================================================
1. Makan di Angkringan
Hampir tiap orang yang pernah bertandang ke Jogja paham betul nikmatnya sebungkus nasi mungil nan sederhana ini. Kehadirannya menjadi penyelamat perut semua kalangan. Tak hanya mahasiswa di bulan tua atau penarik becak yang lapar saja, melainkan semua orang yang ingin merasakan sebuah kesederhanaan tanpa batas di kota ini. Nyala lampu senthir yang menerangi gorengan-gorengan, berbagai macam sate yang mungkin tak ditemui di tempat lain, aroma arang yang beradu dengan wangi jahe serta tikar-tikar yang selalu digelar di sebelah gerobaknya adalah nyawa yang membuat angkringan-angkringan ini tetap hidup. Dialah yang akan selalu membuat Anda ingin pulang ke Jogja lagi untuk menikmati secuil kesederhanaan tanpa batas. 

2. Belanja di Malioboro

Malioboro, jalan sepanjang 1 km ini meru-pakan jantung Kota Jogja yang selalu memompakan rasa rindu ke seluruh tubuh Anda. Deretan kios cinderamata, batik hingga barang-barang antik lainnya adalah sedikit dari sekian banyak hal yang selalu memanjakan mata. Di kawasan inilah Anda dapat membeli beragam barang tanpa harus takut kantong jadi muram. Berbelanja di Malioboro tak hanya sekedar belanja saja, tapi juga menikmati suasana romantis yang ada. Deretan tukang becak yang tak lelah menawarkan jasanya dan andong-andong tua yang hilir mudik di sana menjadi bagian yang tak terpisahkan. Itulah alasan mengapa bagi wisatawan dan pendatang, Malioboro adalah sebuah keharusan. Ia adalah sejarah, kisah dan kenangan yang akan terus-menerus bergelayut dalam benak orang-orang yang pernah datang.

3. Gudeg Tengah Malam

Gudeg, makanan manis-gurih dari buah nangka muda ini adalah salah satu penanda bahwa Jogja tak pernah tidur. Tiap pukul sembilan malam, ketika banyak toko telah tutup, maka para pedagang gudeg ini mulai bangun dan menata dagangannya di atas meja sederhana. Tikar-tikar digelar di emperan toko atau di trotoar yang tak mungkin dilalui pejalan kaki lagi. Menunggu dan mengantri di malam hari hanya demi seporsi gudeg yang menenangkan perut, ah...sudah pasti ini hanya terjadi di Jogja.www.yogyes.com/id/gudeg/.

4. Alun-alun Kidul dan Wedang Ronde

Menikmati semangkuk wedang ronde hangat sambil duduk di atas gelaran tikar menjadi penyempurna tiap kali Anda berkunjung ke Alun-alun Kidul. Kerlip warna-warni berbagai bentuk odong-odong yang sibuk mengitari Alun-alun ditambah dengan teriakan heran bercampur gemas dari mereka yang tak berhasil melewati ringin kurung(dua beringin kembar) menjadi kombinasi yang pas. Jika Anda pernah tinggal di Jogja, paling tidak Anda pernah menikmati suasana ini dan ingin mengulangnya kembali suatu hari nanti.

5. Pantai-pantai Eksotisnya

Sepanjang pesisir selatan Jogja adalah surga bagi para pengagum indahnya samudera. Pasir putih atau pun hitam yang lembut membelai kaki melebur dengan air laut yang jernih. Pantai-pantai eksotis tersebut telah membantu Anda lepas dari masa-masa galau akademis akibat kejaran tugas-tugas kuliah, makalah atau bahkan skripsi. Atau bisa jadi, pantai-pantai itu pulalah yang menjadi tempat pelarian Anda ketika sedang galau cinta

6. Senja Manis dan Romantisnya


Mentari hampir rubuh, jatuh ke peraduan dan Jogja, sedikit lebih senyap. Langit disulap menjadi begitu romantis. Senja di Jogja mungkin menjadi salah satu perpisahan manis yang pernah ada. Di saat seperti inilah, senyum manis dari seorang gadis yang membuat dada berdebar menjadi penyempurna suasana.








7. Orang-orang yang Sederhana dan Ramah

Jogja adalah rumah bagi orang-orang sederhana dan ramah yang sebenarnya. Senyum dan sapa yang keluar dari bibir-bibir mereka begitu tulus. Tak hanya itu, mereka jugalah keluarga Anda selama berada di Jogja. Merekalah yang siap membantu Anda meskipun Anda adalah orang yang baru saja mereka kenal. Orang-orang Jogja dengan senang hati menunjukkan jalan ketika Anda tersesat atau tak tau harus ke arah mana. Mereka berusaha menghormati keberadaan Anda ketika Anda pun menghormati kebudayaan mereke.

8.Rumah Bagi Para Seniman

Berada di Jogja tak ubahnya berada di rumah para seniman yang karyanya terka-dang dapat dinikmati cuma-cuma dengan satu syarat yakni "harus datang ke Jogja". Kita akan dengan mudah menemukan sesuatu yang nyeni di kota ini. Dinding fly over yang penuh mural hingga musisi jalanan yang tak cuma asal-asalan dapat ditemukan hampir di tiap sudut kota. Di Jogja, para seniman mendapatkan tempat luas di hati masyarakat. Mereka bebas berekspresi di mana saja dan kapan saja dan kita bebas menikmati karya mereka tanpa batas.

9. Semua yang Serba Murah

Bagi para pelajar dan mahasiswa, Jogja adalah kota yang bersahabat. Ia tak hanya menjadi rumah kedua yang nyaman, tapi ia juga menjadi sahabat bagi mereka yang berkantong pas-pasan. Jogja adalah kota serba murah yang membuat Anda tak akan kelaparan meskipun kiriman telat datang. Ada ratusan waralaba burjo yang menjual intel (indomie-telor) dan tante (indomie tanpa-telor). Belum lagi angkringan-angkringan yang bisa di temui hampir di setiap gang dengan nasi kucing, gorengan dan sate yang amboi rasanya.

10. Warung Kopi dan Kafe 24 Jam

Warung kopi dan kafe-kafe 24 jam yang berjajar dan tak terhitung jumlahnya ini kerap menjadi saksi serunya obrolan-obrolan yang terjadi dalam kelompok-kelompok pertemanan yang sudah seperti sebuah sekte persaudaraan karena saking kentalnya. Di tempat-tempat inilah dagelan-dagelan yang berulang-ulang diceritakan tetap saja mampu membuat siapa saja terpingkal-pingkal. Di tempat ini pula mung-kin Anda pernah membawa gadis yang Anda suka dan memperkenalkannya pada teman-teman Anda, sebelum ia akhirnya malah jatuh cinta pada teman Anda sendiri.

sumber  https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-travel-guide/10-things-i-miss-most-about-jogja/photo-gallery/9/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar